Jakarta, Selular.ID – Seiring dengan perubahan perilaku dan jaringan internet cepat yang mulai merata, pasar smartphone di Indonesia tumbuh semakin menjanjikan. IDC memprediksi tahun ini, terdapat lebih dari 40 juta smartphone terjual di Indonesia.
Bagi vendor-vendor ponsel, itu adalah angka yang sangat bagus. Menguasai pasar Indonesia merupakan portofolio yang bisa mengatrol citra brand. Apalagi saat ini, di kawasan Asia Pasifik, Indonesia sudah menjadi pasar terbesar kedua setelah China.
Wajar, sejak lama pertempuran memperebutkan market share seolah tak berujung. Semua mengerahkan segenap daya dan upaya demi menggaet sebanyak mungkin, terutama Jakarta, yang bisa disebut sebagai miniatur terbesar pasar smartphone di Tanah Air.
Namun menaklukkan Jakarta, tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Meski terkenal dengan karakteristik early adopter dan punya daya beli tinggi, banyaknya brand yang bertarung di pasar membuat konsumen Jakarta tetap selektif memilih smartphone terbaik.
Alhasil, beberapa brand yang sudah hadir di Indonesia tak langsung menjadikan Jakarta sebagai target utama penjualan. Tengok saja langkah yang ditempuh oleh Wiko.
Sebagai brand internasional sekaligus nomor dua di negaranya, Perancis, ternyata Wiko lebih menyasar second city dalam memasarkan produknya di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Taufik Syahbuddin CEO Wiko Mobile Indonesia. Menurutnya strategi jangka pendek yang diterapkan Wiko memang seperti itu. Ia beralasan jika di kota-kota seperti Garut atau Tasikmalaya, produk Wiko sangat digemari, sehingga tak ada alasan kenapa customer harus pergi ke Jakarta.
Dengan penjualan yang terbilang bagus di second city, Taufik pun memastikan hingga tahun depan pangsa pasar yang masih dibidik masih kota-kota kedua di Indonesia.
“Kedepannya pastinya Wiko akan targetkan kota-kota besar seperti Jakarta, tapi sejauh ini untuk di Jakarta Wiko menyasar Bogor, Depok, Tanggerang dan Bekasi,” kata Taufik menjelaskan.
Dia pun melihat customer di daerah sudah pandai dalam memilih ponsel, menurut Taufik mereka tidak lagi melihat brand namun spesifikasi yang mereka lihat.
“Kita lihat saja brand-brand yang beberapa tahun belakangan namanya tidak dikenal di Indonesia, namun saat ini penjualannya mengalahkan brand global,” tutur Taufik.
Jika Wiko masih menerapkan strategi “Bubur Panas”, lain halnya dengan Evercoss. Sepak terjang brand ponsel lokal ini, terutama di kota besar seperti Jakarta, semakin tidak terdengar. Padahal sebelumnya Evercoss adalah brand favorit warga Jakarta.
Dari hasil pantauan Selular.ID di berbagai pusat ponsel utama di Jakarta, kini jarang ada pedagang yang menjual Evercoss secara terbuka. Kalau pun ada, ponsel Evercoss hanya ada digerai tertentu yang memang sudah menjadi rekanan.
Situasi ini tentu sangat jauh berbeda dengan pencapaian Evercoss beberapa tahun sebelumnya. Mengacu pada riset yang dilakukan oleh Counterpoint, pada kuartal 1-2015, Evercoss mampu menempati posisi tiga besar di pasar smartphone Indonesia. Vendor yang bermarkas di Semarang ini, mampu menguasai market share sebesar 13,4 persen.
Memasuki 2016, pangsa pasar Evercoss terus melorot hingga terlempar dari posisi lima besar. Catatan IDC menunjukkan, sepanjang 2016 berturut-turut penguasa lima besar smartphone di Indonesia adalah Samsung, Oppo, Asus, Advan dan Lenovo.
Saat disinggung gaung Evercoss yang semakin melempem, terutama di kota-kota besar terutama, Suryadi Willim, Marketing Communication Evercoss, menuturkan, pihaknya memiliki strategi tertentu yang membuat, Evercoss sepintas kehilangan taji di Jakarta.
“Di Jakarta memang tidak terlalu semarak, namun di luar kota seperti, Jawa Barat, Jawa Timur produk kami masih diminati,” kilahnya.
“Jawa Barat masih menjadi salah satu pasar terbesar kami. Di Jawa Timur, terutama Surabaya dan Malang, itu kota Evercoss sekali,” timpalnya.
Suryadi menambahkan, jika belanja smartphone konsumen di Jakarta, saat ini ada di segmen 2 jutaan. Sementara Evercoss, sekarang ini lebih fokus ke pasar 1 jutaan.
“Bukannya kami tidak sanggup bertarung di Jakarta, namun kebijakan Evercoss memang kini lebih fokus di pasar Rp1 jutaan, yang notabene berada di luar Ibukota. Selain itu, ponsel 1 jutaan pasarnya di Indonesia juga paling besar,” tuntasnya.
URL: http://ift.tt/2sxbpi7
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Beda Wiko dan Evercoss Menggarap Konsumen di Kota Besar"
Post a Comment