Cliff juga optimistis kalau 2019 akan menjadi tahun dengan pertumbuhan positif bagi industri, di mana didorong dengan beberapa faktor mulai dari mobile broadband, pertumbuhan penetrasi smartphone, dan juga gaya hidup digital masyarakat Indonesia.
Cliff juga mengungkapkan, sejak kuartal ke-4 2018, Tri sudah melakukan ekspansi dengan membangun lebih dari 8.000 BTS 4G dan 4,5G.
Ekspansi tersebut menjangkau lebih dari 170 juta populasi di banyak kota, mulai dari Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Jawa, Bali, hingga Lombok.
"Sampai akhir 2018, 4G dan 4,5G Tri sudah menghubungkan ke lebih dari 7.900 pedesaan di 281 kota dan kabupaten di Indonesia," ujar Cliff.
Adapun strategi yang akan dilakukan Tri pada tahun ini adalah dengan menyiapkan slot kapasitas yang lebih besar ke pelanggan mereka untuk terus menggunakan data.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengelola kapasitas jaringan yang fokus pada kualitas jaringan ditunjang tambahan spektrum 5 MHz di 2.100 MHz.
Tri juga berhasil melakukan transformasi network core system yang tersebar di 19 kota sehingga pengaturan trafik komunikasi data mereka tak terpusat.
Sistem ini tentu memudahkan Tri untuk meningkatkan pengalaman pengguna menggunakan layanan internet mereka.
Cliff juga mengungkap kalau trafik panggilan dan SMS akan menurun secara drastis pada tahun ini.
"Seperti yang kami lihat, volume panggilan dan SMS telah menurun sekitar 60-70 persen. Jumlah tersebut akan lebih menurun tajam pada tahun ini," jelas Cliff.
"Pencapaian ini akant erus kami tingkatkan dengan berorientasi pada kebutuhan pelanggan akan akses internet cepat, serta membangun jangkauan layanan 4G dan 4,5G yang lebih luas dan akses internet yang semakin cepat," pungkasnya.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bos Tri Buka-Bukaan Soal Akuisisi Operator"
Post a Comment