Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 26 juta pesan singkat (SMS) diduga telah diretas. Hal ini disebabkan karena tidak amannya database milik perusahaan telekomunikasi yang bermarkas di California, Amerika Serikat bernama Vovox.
Peneliti keamanan siber Sebastien Kaul menemukan, database yang dimaksud bahkan tidak didukung dengan password. Oleh karenanya, cukup mudah untuk dibobol pihak lain.
Adapun pesan singkat yang diretas mengandung berbagai informasi penting, misalnya saja password, kode autentikasi dua faktor, kode keamanan akun, kode informasi untuk melacak paket, hingga berbagi pengingat janji.
Ada pula SMS dari bank, rumah sakit, Yahoo, Google, Microsoft, hingga Huawei yang tentunya berisi informasi pribadi yang penting.
Saat pengembang mengirimkan autentikasi dua faktor atau pun kode untuk masuk ke suatu akun lewat pesan singkat, perusahaan seperti Vovox bertindak sebagai gateway dan mengubah kode tersebut menjadi pesan teks yang diteruskan ke pengguna.
Peran Vovox dalam kasus ini adalah memelihara database berisi data SMS, sayangnya mereka tidak menerapkan perlindungan memadahi.
Dalam laporan Digital Trends yang Tekno Liputan6.com kutip, Minggu (18/11/2018), disebutkan sejak tahu database SMS-nya dibobol, Vovox telah menarik database tersebut. Namun saat ini belum jelas, informasi apa saja yang telah diakses oleh si penjahat siber.
https://www.liputan6.com/tekno/read/3694968/hacker-bobol-26-juta-smsBagikan Berita Ini
0 Response to "Hacker Bobol 26 Juta SMS"
Post a Comment