:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1630305/original/024679800_1498027290-Ilustrasi_Kecerdasan_Buatan__Robot.jpg)
Guo Ping menekankan, peran ekosistem dalam mendorong digital ekonomi juga sangat penting.
“Pemerintah harus mengambil posisi terdepan, pelaku industri melakukan bagiannya secara proaktif, serta individu perlu untuk bekerja sama dengan negara-negara di Asia Pasifik untuk membangun ekosistem digital tersebut lewat berkolaborasi ekstensif dan terbuka dengan semua pihak,” lanjutnya.
Berbagai tokoh yang menjadi pembicara juga hadir untuk membagi pikirannya tentang bagaimana membangun digital ekosistem, terutama hal yang berkaitan dengan kebijakan, aturan, transformasi industri, perusahaan unicorn dengan teknologi kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence), serta bagaimana TIK dapat mendorong pembangungan generasi masa depan.
Acara tahunan yang digelar sejak 2013 itu telah berlangsung di berbagai negara, diantaranya London, Milan, Munich, Paris, Singapura, Sydney, Kuala Lumpur dan Sao Paulo.
Diharapkan, dengan adanya forum ini Huawei mengadvokasi isu keterbukaan, inovasi, kolaborasi dan keberhasilan bersama dalam upaya menghadirkan era digital kepada setiap orang, keluarga, dan organisasi demi sebuah dunia cerdas yang sepenuhnya terhubung.
(Ul/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Honor 9 Lite prosesor octa core Kirin 659 bikinan Huawei yang menawarkan kecepatan hingga 2,36 GHz. Honor memadukannya dengan besaran RAM sebesar 3 GB dan memori internal berkapasitas 32 GB.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kecerdasan Buatan Bisa Mengancam, Regulasi Harus Ditetapkan"
Post a Comment