:strip_icc():format(jpeg):watermark(liputan6-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape.png,-0,0,0)/liputan6-media-production/medias/2168731/original/001396200_1525681339-facebook-01.jpg)
Cambridge Analytica memutuskan menutup usahanya menyusul skandal penyalahgunaan data puluhan juta pengguna Facebook. Setelah perusahaan ditutup, muncul pertanyaan bagaimana nasib data Cambridge Analytica, termasuk yang berasal dari pengguna Facebook?
Dikutip dari Wired, biasanya langkah selanjutnya bagi sebuah perusahaan yang berhenti beroperasi cukup sederhana. Namun, untuk Cambridge Analytica, tampaknya tidak begitu.
Seorang administrator, Crowe Clark Whitehil LLP, ditunjuk untuk mengelola likuidasi Cambridge Analytica. Bersamaan penutupan Cambridge Analytica, afiliasinya yakni SCL Elections, juga dinyatakan mengalami pailit. Tujuan likuidasi ini, mencoba dan menambah nilai apapun dari perusahaan dengan menjual aset, termasuk data yang berguna. Sisanya biasanya akan dihapus.
Menurut pengacara internet, telekomunikasi dan teknologi di firma hukum decode:Legal, Neil Brown, tidak ada kerangka waktu resmi untuk melakukan penghapusan. "Prinsip umumnya adalah ketika data tidak lagi dibutuhkan untuk tujuan yang sedang diproses secara sah, maka harus dihapus atau dianonimkan. Ini harus dilakukan tepat pada waktunya," jelas Brown.
Selain itu, Heather Anson dari DigitalLawUK, berpendapat bahwa beberapa perusahaan yang memiliki data pribadi sebagai aset juga bisa memindahkan atau menjualnya. Oleh sebab itu, harus ditentukan terlebih dahulu, apakah data tersebut bisa atau harus dialihkan ke entitas lain.
"Informasi yang harus dialihkan, misalnya, mungkin informasi medis pasien fasilitas medis yang tutup ketika dirawat di tempat lain. Selain itu, juga perusahaan-perusahaan pemasaran yang mendapatkan persetujuan untuk mengumpulkan dan menjual kontak, mungkin juga bisa menjualnya sebagai aset jika izinnya didokumentasikan," ungkap Anson.
Jika pernyataan Anson merujuk pada kasus Cambridge Analytica, dengan klaim dari whistleblower bahwa data tidak dikumpulkan dan digunakan dengan benar, maka data-data pengguna Facebook seharusnya tidak bisa ditransfer ke entitas lain.
Di sisi lain, Cambridge Analytica sejak skandal penyalahgunaan data pengguna Facebook terungkap, menegaskan tidak melakukan tindakan ilegal. Perusahaan konsultan politik itu mengklaim telah difitnah, padahal merasa melakukan kegiatan yang tidak hanya legal, tapi secara luas diterima sebagai komponen standar dari iklan online.
https://www.liputan6.com/tekno/read/3520441/cambridge-analytica-dijamin-tak-akan-kembali-dengan-nama-lainBagikan Berita Ini
0 Response to "Cambridge Analytica Dijamin Tak Akan Kembali dengan Nama Lain"
Post a Comment