I Ketut Prihadi Kresna, Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dalam sebuah diskusi mengenai polemik tarif data ini menyampaikan semua pihak harus bijak dalam menghdapi peretasan ini.
“Terlepas dari tari Telkomsel mahal atau tidak, saya mlihatnya ada dua hal. Pertama, kalau si peretas merasa tarif Telkomsel mahal berarti dia sudah punya pembanding. Kedua, kalau si peretas merasa tarif Telkomsel mahal kan dia bisa beralih ke operator lain yang menawarkan tarif lebih murah,” katanya.
Sementara itu Danny Buldansyah, Sekjen Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa tarif yang ditawarkan oleh Telkomsel terbilang rasional dengan superioritas jaringan yang dimilikinya.
“Kalau Telkomsel menurunkan tarifnya, operator yang lain mendingan bubar saja karena dengan jaringan yang ada dimana-mana pelanggan pasti akan pilih Telkomsel kalau tarifnya diturunin. Dengan kualitas jaringan yang ada, harga yang ditawarkan Telkomsel cuku rasional,” ungkapnya.
Ditemui terpisah, Leonardo Henry Gavaza CFA, analis saham PT Bahana Securities, berpendapat jika terus melakukan perang harga seperti sekarang ini, Leo bisa memastikan profitabilitas operator akan semakin terpuruk. Jika profitabilitas terganggu dipastikan akan berdampak serius kepada revenue dan net profit. Revenue dan net profit perseroan akan kembali terseok-seok. Terlebih lagi tarif data yang dijual oleh operator saat ini sudah terbilang sangat murah.
“Jika Telkomsel sampai terpancing untuk menurunkan tarifnya kemungkinan Indosat dan XL bisa mati. Jika Indosat dan XL mati maka dominasi Telkomsel akan semakin kuat lagi yang ujungnya industry telekomunikasi nasional yang terpuruk,”papar Leo.
URL: http://ift.tt/2qARBVa
Bagikan Berita Ini
0 Response to "ATSI: Telkomsel Turunkan Tarif, Operator Lain Bubar"
Post a Comment