:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1762495/original/097888200_1510035445-stasiun_baterai_mobil_listrik.jpg)
Pasar baterai untuk mobil listrik sampai 2025 diperkirakan akan bernilai lebih dari US$ 80 miliar.
Jerman memang jauh tertinggal. Anak perusahaan Daimler Li-Tec pernah memproduksi sel baterai lithium-ion dari sebuah pabrik di negara bagian Sachsen.
Namun, pabrik itu harus ditutup pada 2015 karena biaya operasionalnya terlalu tinggi.
Perusahaan-perusahaan Jerman lain, seperti Bosch, salah satu pemasok otomotif terbesar di dunia, akhirnya memutuskan juga untuk keluar dari bisnis baterai listrik.
Pemerintah Jerman sekarang ingin menggalang prakarsa Aliansi Baterai Uni Eropa.
Targetnya: meningkatkan pangsa pasar Eropa di pasar baterai listrik dari empat persen saat ini menjadi 30 persen pada tahun 2030.
Untuk ukuran Eropa, ini target yang sangat ambisus. Pertanyaannya, apakah akah semuanya belum terlambat?
Hingga kini, industri otomotif Jerman cenderung membeli sel baterai lsitrik dari Asia dan berkonsentrasi pada isu-isu otomotif lain, seperti mobil otonom tanpa awak.
Namun kini disadari, produksi baterai listrik punya peran strategis sangat penting di industri otomotif masa depan.
https://www.liputan6.com/tekno/read/3692577/jerman-gelontorkan-rp-16-triliun-untuk-produksi-baterai-listrikBagikan Berita Ini
0 Response to "Jerman Gelontorkan Rp 16 Triliun untuk Produksi Baterai Listrik"
Post a Comment