Dilansir dari Beritasatu.com (21/6), sumber tersebut mengungkapkan pertemuan kedua pemimpin itu erat kaitannya dengan rencana Presiden Jokowi untuk merombak (reshuffle) komposisi jajaran menteri Kabinet Kerja.
“Perombakan kabinet menjadi keharusan untuk mengamankan posisi Presiden Jokowi pada Pilpres 2019. Menteri-menteri berkinerja kurang baik pasti bakal dilengserkan,” tuturnya di Jakarta, Selasa (20/6).
Dia mengungkapkan, sejumlah menteri bakal dilengserkan dari kursi kabinet. Disebut-sebut, menteri yang bakal terkena gelombang reshuffle di antaranya Menko Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Puspayoga, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, serta Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Khusus Rudiantara, rencana Presiden Jokowi me-reshuffle Menkominfo itu disebut-sebut terkait dengan kegagalannya mengatasi persoalan di dunia maya, seperti penyebaran ujaran kebencian dan anti-Pancasila.
“Kalau Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Puspayoga itu erat kaitannya dengan kinerjanya yang mengecewakan,” papar dia.
Sumber itu juga menilai tepat apabila Presiden Jokowi mengganti Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Bagi Rudiantara, sebenarnya bukan kali ini ia dirumorkan bakal didepak dari Kabinet Kerja Jokowi. Pada Reshuffle Jilid I (2015), namanya santer bakal digusur oleh sejumlah kandidat, seperti mantan Direkur Utama RRI Niken Widiastuti.
Selanjutnya, pria yang akrab dipanggil Chief RA itu, diplot menggantikan Meneg BUMN Rini Suwandi yang posisinya sejak awal terus disorot banyak kalangan.
Memasuki tahun kerja kedua, mantan Wadirut PLN ini, juga disebut-sebut sebagai menteri yang terkena perombakan. Namun, saat pengumuman Reshuffle Jilid II di istana negara oleh Jokowi dan Jusuf Kalla (27 Juli 2016), namanya juga tak muncul dalam daftar menteri yang harus hengkang dari jajaran Kabinet Kerja.
Seperti halnya menteri yang tak memiliki dukungan parpol atau basis politik yang kuat, posisi Rudiantara selalu rawan. Posisi yang strategis, membuat parpol pendukung pemerintah atau pihak lainnya kerap mengincar kursi Kementerian itu.
Sementara di sisi kinerja, selain kegagalannya mengatasi persoalan di dunia maya, pencapaian Rudiantara selama memimpin Kemenkominfo juga dipertanyakan banyak pihak. Hingga memasuki semester kedua 2017, Rudiantara memiliki tiga utang program yang tak jelas rimbanya hingga kini. Ketiganya adalah penetapan tarif interkoneksi yang baru, network sharing dan rencana lelang frekwensi 2.100 Mhz dan 2.300 Mhz.
Sinyal mengenai reshuffle sebenarnya sudah mencuat saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah membuka Kongres Ekonomi Umat 2017 di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (22/4/2017). Saat bicara soal redistribusi aset dan reformasi agraria, Jokowi tiba-tiba menyinggung soal pergantian atau pergeseran menteri. Menurut dia menteri yang tak bisa menyelesaikan target bisa diganti, digeser atau dicopot.
“Saya bekerja selalu memakai target jadi Pak Menteri tidak pernah bertanya kepada saya, targetnya terlalu besar atau terlalu gede, itu urusan menteri. Tahu saya target itu harus bisa diselesaikan. Kalau tidak selesai urusannya akan lain, bisa diganti, bisa digeser, bisa dicopot dan lain-lain,” kata Jokowi.
Saat Jokowi membuka pidato, ada sejumlah menteri di ruangan itu. Mereka antara lain: Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Mensesneg Pratikno, Menteri Koperasi UKM Puspayoga dan Menkominfo Rudiantara.
Apakah angin reshuffle kali ini benar-benar menerpa Rudiantara? Kita tunggu perkembangannya.
URL: http://ift.tt/2t0fhrp
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mampukah Rudiantara Bertahan Dalam Kabinet Jokowi?"
Post a Comment